October 6, 2013

Apatis dan hal-hal (yang katanya) jelek lainnya

Aku orang yang cenderung tidak peduli. Kalau aku peduli, biasanya itu karena ada untungnya buatku, selepas itu asalkan tidak mengganggu aku menganggapnya angin lalu. Untung sendiri bisa berupa apa saja, misalnya saat aku begitu 'peduli' akan suatu gosip, artinya aku mendapat untung yaitu kebahagiaan dari bergosip (Astagfirulloh, Ly... hahaha), atau aku peduli sama seseorang, biasanya aku yakin kalau dengan me-maintain hubungan yang relatif 'akrab' dengan orang itu suatu hari pasti ada baiknya buatku.

Aku orangnya 'egortunis' hahaha itu singkatan egois dan oportunis.

Kedengerannya jelek banget ya? Tapi entah kenapa aku pikir sesungguhnya ngga segitu jeleknya kok. Terlepas dari terdengar seperti 'ingin memanfaatkan orang', aku sendiri merasa cukup impas, karena kalau aku mengambil 'saripati' dari seseorang, aku juga akan memberikan 'saripati' lain pada orang itu. Simpelnya aku percaya hubungan orang di dunia ini hampir semuanya berbasiskan 'memberi dan menerima manfaat.' Aku tidak suka 'terlalu baik' pada orang yang ngga 'terlalu baik' juga sama kita, aku pikir buat apa, kalo mau berderma, lakukanlah pada orang yang jelas-jelas betul-betul butuh pertolongan, fakir miskin gitu misalnya.

Aku juga benci ketergantungan kepada orang dan vice versa.

Menurutku konyol kalau hidup kita hancur karena ditinggal satu atau beberapa orang yang menurut kita 'sangat penting'. Aku sih cuma meyakini itu adalah suatu proses yang harus dijalani, ya anggap saja memang dari sananya harus begitu. Sakit? Apa serunya hidup ini kalau tidak ada rasa sakit yang dijalani? Kalau kata Pak Primadi dosenku waktu TPB, "Kalau tidak ada kesulitan manusia akan menjadi barang halus yang mudah patah."

Jangan takut bergaul denganku, aku hanya orang yang menyadari ini lebih cepat dari orang lain, percayalah, banyak orang di luar sana yang sifatnya begini namun belum menemukan kata-kata yang tepat untuk menggambarkannya.

Ingat, selagi kamu memberi aku plus, aku juga akan memberikanmu plus. Kalau kamu memberiku plusplus dan aku hanya memberi plus, percayalah satu plus lagi sedang kupersiapkan matang-matang.

Mari berteman :)

1 comment:

Awlina Zakiya Kamila said...

Yap! setuju banget sama postingan ini kak. aku juga merasa kadang egortunis tapi gak bisa menuangkannya dalam kata-kata seperti diatas. :)